Kegagalan Manchester United (MU) melaju ke semifinal hanyalah soal nasib buruk, kata pelatih MU Alex Ferguson, bukan kualitas performa. Ferguson menyesali sikap pemain Bayern yang mendesak wasit Nicola Rizzoli memberikan kartu kuning kedua kepada bek Rafael pada leg kedua perempat final Liga Champions di Old Trafford, Rabu (7/4/2010).
Manchester United (MU) menjamu Bayern Muenchen dalam keadaan tertinggal 1-2. Namun, pada laga leg kedua itu, nasib baik sempat berpihak kepada MU. Bagaimana tidak, bermain di kandang sendiri, mereka mampu unggul 3-0 lebih dulu sebelum Bayern memperkecil jarak melalui Ivica Olic pada menit ke-41.
Namun, Dewi Fortuna beralih dukungannya kepada Bayern Muenchen di awal babak kedua, yang ditandai dengan kartu kuning kedua yang diterima Rafael akibat melanggar Franck Ribery pada menit ke-50.
Keluarnya Rafael memaksa Ferguson mengganti taktik. Lima menit setelah Rafael keluar, ferguson menarik penyerang Wayne Rooney dan memasukkan bek John O'Shea. Padahal, meski tak mencetak gol, Rooney sebetulnya adalah otak di balik tiga gol MU.
Betul saja, setelah itu MU lebih banyak tertekan. Meski beberapa kali mendapat peluang memperbesar keunggulan melalui serangan balik, toh mereka malah kecolongan gol kedua Bayern yang dicetak Arjen Robben pada menit ke-74.
Skor 3-2 untuk MU bertahan sampai akhir laga. Dengan agregat 4-4, Bayern berhak masuk semifinal karena unggul agresivitas di kandang lawan.
"Ia (Rafael) hanyalah anak muda dan menunjukkan kurangnya pengalaman. Namun, mereka mengusirnya. Mereka semua (pemain Bayern) mencecar wasit (sampai akhirnya memberikan kartu kepada Rafael. Tipikal Jerman, Anda tak bisa memperdebatkan itu," ujar Ferguson.
"Kunci pentingnya adalah gol sebelum turun minum dan kemudian anak itu dikeluarkan dari lapangan. Namun, pertandingan ditentukan oleh gol (kedua Bayern) yang mengakhiri persaingan. Saya pikir, kami berusaha dan tampil dengan baik. Kami tampil hebat tadi. Kami hanya tak beruntung," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment